Timbal (Plumbum)

  1. 1.      Sumber dan kegunaannya

Timbal (plumbum /Pb ) atau timah hitam adalah satu unsur logam berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Timbal terdapat secara universal dalam jumlah kecil pada batu-batuan, tanah dan tumbuhan. Bijih timbal yang terpenting adalah galena (PbS) yang biasanya ditemukan bersama sulfida perak, tembaga, arsen, antimony, bismuth dan timah. Kadarnya dalam lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan dan berbagai penggunaannya dalam industri. Timbal berupa serbuk berwarna abu-abu gelap digunakan antara lain sebagai bahan produksi baterai dan amunisi, komponen pembuatan cat, pabrik tetraethyl lead, pelindung radiasi, lapisan pipa, pembungkus kabel, gelas keramik, barang-barang elektronik, tube atau container, juga dalam proses mematri. Keracunan dapat berasal dari timbal dalam mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa ledeng, pigmen pada cat, abu dan asap dari pembakaran kayu yang dicat, limbah tukang emas, industri rumah, baterai dan percetakan.

 

  1. 2.      Kontaminasi Timbal

Makanan dan minuman yang bersifat asam seperti air tomat, air buah apel dan asinan dapat melarutkan timbal yang terdapat pada lapisan mangkuk dan panci. Sehingga makanan atau minuman yang terkontaminasi ini dapat menimbulkan keracunan. Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan Pb adalah makanan yang biasanya menyumbang 100 – 300 ug per hari. Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di usus mencapai 5 – 15 % pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40 % dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya. Laporan yang dikeluarkan Poison Center Amerika Serikat menyatakan anak-anak merupakan korban utama ketoksikan timbal; dengan 49 % dari kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 6 tahun. Yang lebih menghawatirkan adalah efeknya terhadap kecerdasan (IQ) anak – anak, sehingga menurunkan prestasi belajar mereka, walaupun kadar timbal di dalam darah mereka tidak dianggap toksik.

Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya. Garamnya yang beracun adalah : timbal karbonat ( timbal putih ); timbale tetraoksida ( timbal merah ) ; timbal monoksida; timbal sulfida; timbale asetat ( merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi ).

 

  1. 3.      Efek klinis

            Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis.   Nilai ambang toksisitas timbal ( total limit values atau TLV )adalah 0,2 miligram/m3. Timbal (plumbum /Pb ) atau timah hitam lebih tersebar luas dibanding logam toksik lainnya. Bagi kebanyakan orang, sumber utama Pb adalah makanan yang biasanya menyumbang 100 – 300 ug per hari.

            Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :

  • Gangguan neurologi.

Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.

  • Gangguan terhadap fungsi ginjal .

Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis va skuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.

  • Gangguan terhadap sistem reproduksi .

Pb dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Paparan Pb dengan kadar rendah yang berlangsung lama dapat menurunkan IQ .

 

 

 

 

  • Gangguan terhadap sistem hemotopoletik .

Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Efek dominan dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan Pb pada manusia. Kadar ALA yang tinggi dapat menyebabkan aksi neurotoksik.

  • Gangguan terhadap sistem syaraf .

Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 μg/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy.

 

  1. 4.      Penanganan Kasus dan Tindakan Pengendalian

Para pekerja dengan absorbsi timbale berlebihan hendaknya dijauhkan dari paparan lebih lanjut hingga pengukuran-pengukuran yang diharuskan pada pemeriksaan berkala turun dibawah nilai kritis.

Pengawasan ketat terhadap sumber-sumber debu atau uap timbal dan penerapan langkah-langkah pengendalian dimana perlu. Hygiene industry da perorangan sangat penting. Batasan paparan untuk timbale dalam udara berbeda di berbagai Negara antara 0,001 mg/m3 hingga 0,15 mg/m3. Suatu kelompok studi WHO telah merekomendasikan batas paparan berdasarkan kesehatan untuk timbale dalam darah sebesar 400µg/liter untuk pria dan wanita lewat masa produktif, dan 300 µg/liter untuk wanita pada usia reproduktif. Dengan pertimbangan kadar timabal di udara, dianjurkan sutau batas antara 30-60 µg/m3.

Jika menemukan gejala-gejala keracunan timbal, masyarakat dapat memberi pertolongan pertama untuk sedapat mungkin menekan risiko dan dampaknya pada penderita. Untuk keracunan akut melalui saluran pencernaan misalnya, pasien sebaiknya segera dipindahkan agar tidak terpapar lagi dengan timbal. Bilas mulutnya dan berikan rangsangan untuk muntah ( untuk penderita yang sadar).  Rujuklah segera ke bagian perawatan medis.

 

By fiishyyy

Tinggalkan komentar